Sektor properti merupakan bisnis padat modal yang melibatkan banyak multiplier effect hingga pemerintah menjadikan sektor ini sebagai lokomotif perekonomian. Properti juga dianggap sebagai salah satu aset yang bisa berfungsi untuk melindungi bahkan menambah nilai aset kekayaan karena value-nya yang akan terus meningkat.
Adanya value yang terus meningkat membuat sektor properti menjadi pilihan yang tepat untuk berinvestasi karena properti yang dibeli lima tahun lalu value-nya akan jauh berbeda dibandingkan saat ini. Harus diakui produk properti juga sempat terkendala saat pandemi COVID-19 sejak awal tahun 2020 lalu.
Saat masa sulit pandemi yang lalu, dari sisi harga produk properti tidak mengalami penurunan berarti bahkan masih banyak yang mencatatkan peningkatan. Situasi ini menjadi edukasi pasar yang baik dan membuktikan ketangguhan instrumen ini pada berbagai situasi krisis.
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia kuartal kedua 2023 tumbuh positif 5,17 persen. Ini membuktikan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik di era endemi akan membuat sektor properti juga siap untuk berlari kencang.
Properti di area koridor timur Jakarta misalnya, kian menjadi pilihan para investor karena pembangunan infrastukturnya yang semakin maju dan berkembang. Ini juga yang membuat ada banyak pengembangan proyek properti di Jabodetabek kian ramai dan menjadi spot jual beli baik untuk tempat tinggal maupun bisnis dan terus mendorong kenaikan harga kawasannya.
Seperti disampaikan oleh Senior Property Advisor Ming Liang, kawasan koridor timur Jakarta semakin prospektif yang terus mendorong tren kenaikan harga. Bisa dilihat kalau kenaikan harga di koridor timur merupakan yang tertinggi dibandingkan wilayah penyangga Jakarta lainnya. Kota Cikarang misalnya, lima tahun lalu rata-rata harganya di kisaran Rp 2 juta-Rp 3 juta/m2 dan sekarang sudah mencapai Rp 11 juta-Rp 15 juta/m2.
“Cikarang terus berkembang menjadi kota dengan pertumbuhan yang pesat salah satunya karena ditopang oleh basis industri terbesar se-Asia Tenggara sehingga tidak heran kalau menjadi area yang paling banyak diincar pencari properti,” katanya.
Potensi besar ini membuat Cikarang semakin menarik untuk pengembangan produk properti berskala kota atau township seperti mega proyek terbaru Cikarang International City (CINITY) yang dikembangkan oleh PT Sri Pertiwi Sejati (SPS Group). Township ini dikembangkan di atas lahan seluas 500 ha dengan konsep dan pembagian zona hunian dan komersial untuk menjadi ikon baru di Cikarang.
Mengusung tagline The First 500 hectares Smart City in Cikarang, CINITY tengah mengembangkan 50 ha fase awal untuk area hunian dan komersial. Area komersialnya dikonsep untuk menjadi The Biggest Shopping Tourism, Culinary, and Entertainment City. Menurut Ming, masih minimnya area komersial di zona pemukiman Cikarang akan membuat fasilitas komersial di CINITY sangat diminati masyarakat.
“Masih kurangnya area komersial yang representaif di zona hunian Kota Cikarang menjadi salah satu alasan hadirnya destinasi wisata belanja yang dikembangkan di CINITY. Hadirnya kawasan yang representatif seperti ini tentunya sangat dinantikan oleh masyarakat khususnya kalangan investor maupun pengusaha,” imbuhnya.
Baca artikel detikproperti, “Industri Properti Diramal Gacor Sepanjang 2023, Begini Analisanya” selengkapnya https://www.detik.com/properti/berita/d-6877353/industri-properti-diramal-gacor-sepanjang-2023-begini-analisanya.
Sumber : https://www.detik.com/properti/berita/d-6877353/industri-properti-diramal-gacor-sepanjang-2023-begini-analisanya/2